Konversi ISBN-10 Menjadi ISBN-13 di Perpustakaan Nasional RI
oleh
Arta Simamora, SE., M.Hum.
Abstrak
Penerapan ISBN dalam penerbitan buku akan mempercepat arus informasi baik antar negara maju maupun negara berkembang. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi ISBN secara periodik akan mengalami perubahan dengan pertambahan jumlah buku yang diterbitkan di dunia. Hal ini mengakibatkan perubahan pada penomoran ISBN yang mengalami perubahan dari ISBN-10 digit, diubah menjadi ISBN-13 digit.
Kata kunci : International Standard Book Number, ISBN-10, ISBN 13
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi komputer membawa perubaha-perubahan besar dalam industri informasi, produksi bahan pustaka yang berbentuk karya cetak, saat ini sebagian besar telah digantikan dengan media elektronik yang terus berkembang baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan semakin berkembangnya produksi informasi yang berupa buku memerlukan suatu penanganan yang serius yaitu sistem identifikasi penomoran buku. Sistem standar penomoran inilah yang kemudian mengimformasikan tentang buku dengan segala aspeknya yang bersifat unik. Saat ini pemasaran / pembelian buku dilakukan secara online, akan banyak kemungkinan salah order disebabkan kesamaan judul buku. ISBN merupakan deretan angka yang memuat informasi tentang identitas sebuah buku. Salah satu fungsi utama dari ISBN adalah untuk memperlancar arus distribusi dan perdagangan buku, sehingga pemesanan buku dapat dilakukan berdasarkan nomor ISBN yang bersangkutan agar tidak terjadi kekeliruan pada nama pengarang yang sama atau judul yang hampir sama tetapi isinya berbeda. Jika buku tersebut ber-ISBN kemungkinan kesalahan order tersebut tidak akan terjadi. Pada awal diciptakan (1966) ISBN terdiri dari 10 digit. Seiring dengan perkembangan zaman yang juga diringi oleh pesatnya kemunculan tulisan (buku) serta perkembangan teknologi yang mengakibatkan industri buku juga meningkat, maka standar ISBN yang terdiri dari 10 digit diganti dengan ISBN 13 digit. Perubahan ini diputuskan dalam pertemuan Annual General Meeting ISBN International 2006, berlangsung dari tanggal 6-7 November 2006, di gedung UNESCO Paris. Agenda acara menentukan jajaran direksi baru ISBN International yang sekarang berkedudukan di London, Inggris. Nama-nama direksi akan dikirimkan ke semua anggota perwakilan nasional ISBN. Negara-negara yang belum siap dengan software perubahan digit 10 menjadi digit 13, sudah disiapkan oleh Badan ISBN International. Juga dibicarakan agenda pertemuan tahunan selanjutnya dan direncanakan di Argentina, Buenos Aires 2007. Hasil dari pertemuan tersebut disepakati untuk meningkatkan kapasitas penomoran ISBN-10 diperluas sampai 13 (ISBN-13). ISBN-13 terdiri dari tiga belas digit dipisahkan menjadi bagian-bagian berikut:
- Awalan "978" mengkonversi ISBN-10 ke ISBN-13 sistem (tiga digit)
- Kelompok atau negara identifier, pengelompokan nasional atau geografis penerbit (satu angka)
- Penerbit atau produser identifier (empat digit)
- Judul identifier, judul tertentu atau edisi judul (empat digit)
- Periksa angka, ISBN-13 validasi (satu angka)
Referensi yang tepat untuk ISBN adalah untuk kelima bagian yang akan dipisahkan dengan spasi atau tanda hubung, dan didahului dengan huruf ISBN
Semua peserta perwakilan sudah harus siap untuk memulai penggunaan ISBN 13. Dalam kesempatan ini pula kepada perwakilan ISBN National di setiap negara untuk menyebarluaskan informasi penerapan perubahan ISBN 10 digit menjadi ISBN 13 digit secara lebih intensif mulai1 Januari 2007, penulisan ISBN mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara, kode penerbit, kode buku, nomor identifikasi.
Prefiks ISBN untuk negara Indonesia adalah 979 dan 602.
Contoh pola ISBN untuk buku-buku di Indonesia :978-979-penerbit-kode buku-nomor-identifikasi
978-602-penerbit-kode buku-nomor-identifikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar